Posts

Showing posts from May, 2011

21. Fi'il Mazid

Image
فِعْل مَزِيْد FI'IL MAZID Fi'il Mazid berasal dari Fi'il Mujarrad yang mendapat tambahan huruf: 1) Fi'il Mazid dengan tambahan satu huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti: a. أَفْعَلَ - يُفْعِلُ (huruf tambahannya: Hamzah di awal kata) b. فَعَّلَ - يُفَعِّلُ (huruf tambahannya: huruf tengah yang digandakan/tasydid) c. فَاعَلَ - يُفَاعِلُ (huruf tambahannya: Mad Alif setelah huruf pertama) 2. Fi'il Mazid dengan tambahan dua huruf. Terdiri dari beberapa wazan seperti: a. اِنْفَعَلَ - يَنْفَعِلُ (huruf tambahannya: Alif dan Nun di awal kata). b. اِفْتَعَلَ - يَفْتَعِلُ (huruf tambahannya: Alif di awal dan Ta di tengah) c. اِفْعَلَّ - يَفْعَلُّ (huruf tambahannya: Alif di awal dan huruf ganda di akhir) d. تَفَاعَلَ - يَتَفَاعَلُ (huruf tambahan: Ta di awal dan Mad Alif di tengah) e. تَفَعَّلَ - يَتَفَعَّلُ (huruf tambahannya: Ta di awal dan huruf ganda di tengah) 3. Fi'il Mazid dengan tambahan tiga huruf. Wazan yang biasa ditemukan adalah: اِسْتَفْعَلَ -

20. Fi'il Mujarrad

فِعْل مُجَرَّد FI'IL MUJARRAD Menurut asal kata dan pembentukannya, Fi'il terbagi dua: 1. FI'IL MUJARRAD ( فِعْل مُجَرَّد ) yaitu fi'il yang semua hurufnya asli. 2. FI'IL MAZID ( فِعْل مَزِيْد ) yaitu fi'il yang mendapat huruf tambahan. Fi'il Mujarrad pada umumnya terdiri dari tiga huruf sehingga dinamakan pula FI'IL MUJARRAD TSULATSI ( فِعْل مُجَرَّد ثُلاَثِي ) dan mempunyai enam wazan ( وَزْن ) atau timbangan (pola huruf dan harakat) yakni: 1. فَعَلَ - يَفْعُلُ misalnya: نَصَرَ - يَنْصُرُ (=menolong) 2. فَعَلَ - يَفْعِلُ misalnya: جَلَسَ - يَجْلِسُ (=duduk) 3. فَعَلَ - يَفْعَلُ misalnya: فَتَحَ - يَفْتَحُ (=membuka) 4. فَعِلَ - يَفْعَلُ misalnya: عَلِمَ - يَعْلَمُ (=mengetahui) 5. فَعُلَ - يَفْعُلُ misalnya: كَثُرَ - يَكْثُرُ (=menjadi banyak) 6. فَعِلَ - يَفْعِلُ misalnya: حَسِبَ - يَحْسِبُ (=menghitung) Disamping Fi'il Mujarrad Tsulatsi yang terdiri dari tiga huruf, terdapat pula Fi'il Mujarrad Ruba'i ( فِعْل مُجَرَّد ر

19. Isim Musytaq

Image
اِسْم مُشْتَق ISIM MUSYTAQ Isim Musytaq ialah Isim yang dibentuk dari kata lain dan memiliki makna yang berbeda dari kata pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam: 1. ISIM FA'IL ( اِسْم فَاعِل ) atau Isim Pelaku (yang melakukan pekerjaan). Isim Fa'il ada dua wazan (pola pembentukan) yaitu: a) فَاعِلٌ bila berasal dari Fi'il Tsulatsi (Fi'il yang terdiri dari tiga huruf) b) مُفْعِلٌ bila berasal dari Fi'il yang lebih dari tiga huruf Disamping itu dikenal pula istilah bentuk MUBALAGHAH ( مُبَالَغَة ) dari Isim Fa'il yang berfungsi untuk menguatkan atau menyangatkan artinya. Contoh: 2. SIFAT MUSYABBAHAH ( صِفَة مُشَبَّهَة ) ialah Isim yang menyerupai Isim Fa'il tetapi lebih condong pada arti sifatnya yang tetap. Misalnya: 3. ISIM MAF'UL ( اِسْم مَفْعُوْل ) yaitu Isim yang dikenai pekerjaan. 4. ISIM TAFDHIL ( اِسْم تَفْضِيْل ) ialah Isim yang menunjukkan arti "lebih" atau "paling". Wazan (pola) umum Isim Tafdhil adalah: أَفْعَلُ

18. Isim Jamid

Image
اِسْم جَامِد ISIM JAMID Menurut asal kata dan pembentukannya, Isim atau Kata Benda terbagi dua: 1. ISIM JAMID ( اِسْم جَامِد ) yaitu Isim yang tidak terbentuk dari kata lain. 2. ISIM MUSYTAQ ( اِسْم مُشْتَق ) yaitu Isim yang dibentuk dari kata lain. Isim Jamid terbagi dua: a) ISIM DZAT ( اِسْم ذَات ) atau ISIM JINS ( اِسْم جِنْس ) Contoh: رَجُلٌ (=orang), أَسَدٌ (=singa), نَهْرٌ (=sungai) b) ISIM MA'NA ( اِسْم مَعْنَى ) atau MASHDAR ( مَصْدَر ) Contoh: عِلْمٌ (=ilmu), عَدْلٌ (=keadilan), شَجَاعَةٌ (=keberanian) Mashdar adalah Isim yang menunjukkan peristiwa atau kejadian yang tidak disertai dengan penunjukan waktu. Berbeda dengan Fi'il yang terikat dengan waktu, apakah di waktu lampau, sekarang atau akan datang. Contoh: أُرِيْدُ أَنْ أُصَلِّيْ (= aku ingin shalat) --> أُصَلِّي (= aku shalat) : Fi'il أُرِيْدُ صَلاَةً (= aku ingin shalat) --> صَلاَة (= shalat) : Mashdar (Isim) Setiap Fi'il memiliki Mashdar. Dengan kata lain, Mashdar adalah bentuk Isim dari s

15. Adawat Istifham (Kata Tanya)

Image
أَدَوَاتُ الاِسْتِفْهَام ADAWAT AL-ISTIFHAM (Kata Tanya) Di bawah ini dicantum beberapa Kata Tanya yang biasa dijumpai dalam Bahasa Arab beserta contohnya masing-masing dalam kalimat: Cobalah membuat sendiri kalimat-kalimat tanya dari setiap kata-kata tanya di atas!

14. Harf (Kata Tugas)

حَرْف HARF (Kata Tugas) Harf adalah semua jenis kata selain Isim dan Fi'il, yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki arti yang jelas tanpa kata-kata lain dalam hubungan kalimat. Contoh Harf: وَ (=dan), مِنْ (=dari), عَنْ (=dari), إِلَى (=ke, kepada), فِيْ (=di, dalam), حَتَّى (=hingga), لاَ (=tidak, tidak ada), إِنْ (=jika), dan lain-lain. Sekilas catatan penting tentang penggunaan beberapa macam Harf: 1. Beberapa Harf, seperti بِـ (=dengan) di dalam kalimat kadang mempunyai arti, dan kadang hanya sebagai tambahan yang tidak mempunyai arti. Contoh: أَعُوْذُ بِاللهِ = aku berlindung kepada Allah كَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا = cukuplah Allah (sebagai) saksi 2. Harf وَ mempunyai dua fungsi: a) ATHAF ( عَطْف ) atau Kata Sambung (=dan). Contoh: ذَهَبَ أَحْمَدُ وَعَلِيٌّ = Ahmad dan Ali telah pergi b) QASM ( قَسْم ) atau Kata Sumpah (=demi). Contoh: وَالْعَصْرِ = demi waktu (Ashar) Perlu dicamkan, bahwa di dalam al-Quran, Allah subhanahu wata'ala sering bersumpah dengan

13. Fi'il Ma'lum - Fi'il Majhul

Image
فِعْل مَعْلُوْم - فِعْل مَجْهُوْل FI'IL MA'LUM (Kata Kerja Aktif) - FI'IL MAJHUL (Kata Kerja Pasif) Dalam tata bahasa Indonesia, dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan contoh berikut ini: Abubakar membuka pintu. --> kata "membuka" disebut Kata Kerja Aktif. Pintu dibuka oleh Abubakar. --> kata "dibuka" disebut Kata Kerja Pasif. Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fi'il Ma'lum dan Fi'il Majhul yang fungsinya mirip dengan Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan dan bandingksan kedua contoh kalimat di bawah ini: Fi'il ضَرَبَ (=memukul) adalah Fi'il Ma'lum (Kata Kerja Aktif). Dinamakan Fi'il Ma'lum (ma'lum artinya yang diketahui) karena Fa'il atau Pelakunya diketahui. Dalam contoh di atas Umar bertindak selaku Fa'il atau pelaku pekerjaan yakni memukul. Fi'il ضُرِبَ (=dipukul) adalah Fi'il Majhul (Kata Kerja Pasif). Dinamakan Fi'il Majhul (majhul artin

12. Fi'il Amar - Fi'il Nahy

Image
فِعْل اْلأمْر - فِعْل النَّهْي FI'IL AMAR (Kata Kerja Perintah) FI'IL NAHY (Kata Kerja Larangan) 1) Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang memuat pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara). Maka yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Menyuruh mengerjakan sesuatu berarti pekerjaan tersebut diharapkan akan terlaksana di waktu yang akan datang, maka pola dasar Fi'il Amar dibentuk dari Fi'il Mudhari' dengan perubahan seperti berikut: Contoh dalam kalimat: dari fi'il عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar: اِعْمَلْ لآِخِرَتِكَ = bekerjalah untuk akhiratmu (lk) اِعْمَلِيْ لآِخِرَتِكِ = bekerjalah untuk akhiratmu (pr) اِعْمَلاَ لآِخِرَتِكُمَا = bekerjalah untuk akhirat kamu berdua اِعْمَلُوْا لآ

11. Fi'il (Kata Kerja)

Image
فِعْل FI'IL (Kata Kerja) Fi'il dibagi atas dua golongan besar menurut waktu terjadinya: 1. FI'IL MADHY ( فِعْل مَاضِي ) atau Kata Kerja Lampau. 2. FI'IL MUDHARI' ( فِعْل مُضَارِع ) atau Kata Kerja Kini/Nanti. Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir yang bertindak sebagai FA'IL ( فَاعِل ) atau Pelaku dari pekerjaan itu. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui Fa'il (Pelaku) dari suatu kejadian/pekerjaan dan Dhamir (Kata Ganti) apa yang setara dengan Fa'il tersebut. Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi'il Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata. 1) Bila Fa'il (Pelaku) dari Fi'il (Kata Kerja) itu adalah Dhamir Ghaib atau "orang ketiga" ( هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ ) terletak sesudah Fi'il, maka bentuk Fi'il selalu Mufrad (meskipun Fa'il-ny

10. Dhamir Nashab

Image
ضَمِيْر نَصْب DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek) Dhamir Nashab adalah turunan dari Dhamir Rafa'. Dengan kata lain, setiap Dhamir Rafa' memiliki padanan dengan Dhamir Nashab; maknanya sama tetapi bentuk dan fungsinya berbeda. Perhatikan tabel Dhamir Rafa' dan Dhamir Nashab berikut ini: Perbedaan yang paling mendasar antara kedua jenis Dhamir ini adalah: " Dhamir Rafa' berfungsi sebagai Subjek serta dapat berdiri sendiri dan terpisah dari kata lain atau MUNFASHIL ( مُنْفَصِل ); sedangkan " Dhamir Nashab berfungsi sebagai Objek/Keterangan serta tidak dapat berdiri sendiri dan selalu terikat dengan kata lain atau MUTTASHIL ( مُتَّصِل ), baik itu terikat dengan Isim, Fi'il ataupun Harf. 1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Isim dalam kalimat: أَنَا مُسْلِمٌ، دِيْنِ يَ اْلإِسْلاَمُ =saya seorang muslim, agamaku Islam نَحْنُ مُسْلِمُوْنَ، دِيْنُ نَا اْلإِسْلاَمُ =Kami/kita orang-orang muslim, agama kami Islam أَنْتَ مُسْلِمٌ، دِيْنُ كَ اْلإ

09. Dhamir Rafa'

Image
ضَمِيْر رَفْع DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek) Dalam Bahasa Arab dikenal duabelas bentuk Dhamir (Kata Ganti):

08. Dhamir (Kata Ganti)

ضَمِيْر DHAMIR (Kata Ganti) Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang ataupun sekelompok benda/orang. Seperti yang sudah kita jelaskan di atas, Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah. Perhatikan contoh penggunaan Dhamir dalam kalimat di bawah ini: أَحْمَدُ يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ (=Ahmad menyayangi anak-anak) هُوَ يَرْحَمُ هُمْ (=Dia menyayangi mereka) Pada kedua kalimat di atas, kita lihat bahwa: kata أَحْمَدُ (=Ahmad) diganti dengan هُوَ (=dia) kata الأَوْلاَد (=anak-anak) diganti dengan هُمْ (=mereka). Kata هُوَ (=dia) dan هُمْ (=mereka) merupakan Dhamir atau Kata Ganti. Menurut fungsinya dalam kalimat, ada dua golongan Dhamir yaitu: 1. DHAMIR RAFA' ( ضَمِيْر رَفْع ) yang berfungsi sebagai Subjek. 2. DHAMIR NASHAB ( ضَمِيْر نَصْب ) yang berfungsi sebagai Objek. Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus

07. Isim Nakirah - Isim Ma'rifah

Image
نَكِرَة - مَعْرِفَة NAKIRAH (Sebarang) - MA'RIFAH (Tertentu) Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua: 1. ISIM NAKIRAH atau kata benda umum atau tak tentu. 2. ISIM MA'RIFAH atau kata benda dikenal atau tertentu. Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan tanwin ( ً ٍ ٌ ) pada huruf akhirnya. Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnya. Contoh: Coba bandingkan dan perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma'rifah dalam dua buah kalimat di bawah ini: ذَلِكَ بَيْتٌ. اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ (=Itu sebuah rumah. Rumah itu baru) رَأَيْتُ وَلَدًا. اَلْوَلَدُ ذَكِيٌّ (=Aku melihat seorang anak. Anak itu pintar) Termasuk dalam kelompok Isim Ma'rifah diantaranya adalah: 1. Isim 'Alam (Nama Diri) yang sudah kita pelajari sebelumnya. Semua Isim 'Alam merupakan Isim Ma'rifah, meskipun ada diantaranya yang menggunakan huruf tanwin di belakangnya. Misalnya: أ

06. Isim Maushul

اِسْم مَوْصُوْل ISIM MAUSHUL (Kata Sambung) Isim Maushul (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan atau menggabungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung ini biasanya diwakili dengan kata: "yang". Bentuk asal/dasar dari Isim Maushul adalah: الَّذِيْ (=yang). Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushul dalam menghubungkan atau menggabungkan dua kalimat di bawah ini: Kalimat I: الْمُدَرِّسُ جَاءَ (= datang guru itu) Kalimat II: اَلْمُدَرِّسُ يَدْرُسُ الْفِقْهَ (= guru itu mengajar Fiqh) Kalimat III: جَاءَ الْمُدَرِّسُ الَّذِيْ يَدْرُسُ الْفِقْهَ (= datang guru yang mengajar Fiqh) Dalam contoh di atas, Kalimat III adalah gabungan dari Kalimat I dan II yang dihubungkan dengan Isim Maushul: الَّذِيْ Untuk Isim Muannats, Isim Maushul الَّذِيْ berubah menjadi: الَّتِيْ جَاءَتِ الْمُدَرِّسَةُ الَّتِيْ تَدْرُسُ الْفِقْهَ (= datang guru (pr) yang mengajar Fiqh itu) Bila Isim Maushul itu digunakan untuk Muts

05. Isim Isyarah

اِسْم إِشَارَة ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk) Kita telah mempelajari penggolongan Isim menurut jenisnya yaitu Mudzakkar dan Muannats serta menurut jumlahnya yaitu Mufrad, Mutsanna dan Jamak. Penggolongan Isim ini sangat penting dalam mempelajari kaidah-kaidah Bahasa Arab selanjutnya. Diantaranya bisa kita lihat dalam pembahasan tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk. Pada dasarnya, ada dua macam Isim Isyarah atau Kata Tunjuk yaitu: 1. هَذَا (=ini) untuk menunjuk yang dekat. Contoh: هَذَا كِتَابٌ (= ini sebuah buku) 2. ذَلِكَ (=itu) untuk menunjuk yang jauh. Contoh: ذَلِكَ كِتَابٌ (= itu sebuah buku) Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka: 1. هَذَا menjadi: هَذِهِ (=ini). Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ (= ini sebuah majalah) 2. ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (=itu). Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ (= itu sebuah majalah) Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dual), maka: 1. هَذَا menjadi هَذَانِ . Contoh: هَذَانِ كِتَابَانِ (= ini dua buku) 2.

04. Mufrad - Mutsanna - Jamak

Image
مُفْرَد - مُثَنَّى - جَمْع MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga: 1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri. 2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua. 3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua. Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh: Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam: 1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang bentuknya beraturan: 2. JAMAK TAKSIR ( جَمْع تَكْسِيْر ) yang bentuknya tidak beraturan: Isim Mufrad, Isim Mutsanna dan Isim Jamak Salim ada yang tergolong Isim Mudzakkar dan adapula Isim Muannats. Misalnya: مُسْلِمٌ (=seorang muslim) --> Mufrad Mudzakkar مُسْلِمَةٌ (=seorang muslimah) --> Mufrad Muannats مُسْلِمَانِ (=dua muslim) --> Mutsanna Mudzakkar مُسْلِمَتَانِ (=dua muslimah) --> Mu

03. Mudzakkar - Muannats

مُذَكَّر - مُؤَنَّث MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan) Dalam tata bahasa Arab, dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats (perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya (untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa saja (untuk benda dan lain-lain). Contoh Isim Mudzakkar عِيْسَى (= 'Isa) اِبْنٌ (= putera) بَقَرٌ (= sapi jantan) بَحْرٌ (= laut) Contoh Isim Muannats مَرْيَم (= Maryam) بِنْتٌ (= puteri) بَقَرَةٌ (= sapi betina) رِيْحٌ (= angin) Dari segi bentuknya, Isim Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu: a) Ta Marbuthah ( ة ). Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة (=sekolah) b) Alif Maqshurah ( ى ). Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى (=manisan) c) Alif Mamdudah ( اء ). Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'), سَمْرَاء (=pirang) Namun adapula Isim Muannats yang tidak menggunakan tanda-tanda di a

02. Isim 'Alam

اِسْم عَلَمُ ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama) Dalam golongan Isim, ada yang disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama diri ( proper name ) dari seseorang atau sesuatu. Perhatikan perbedaan Isim 'Alam dengan Isim yang biasa di bawah ini: Isim Biasa رَجُل (=laki-laki) اِمْرَأَة (=perempuan) قَرْيَة (=negeri) شَهْر (=bulan) Isim 'Alam مُحَمَّد (=Muhammad), عُمَر (=Umar), سُودِرْمَان (=Sudirman) خَدِيْجَة (=Khadijah), مَرْيَم (=Maryam), كَرْتِيْنِي (=Kartini) مَكَّة (=Makkah), مَدِيْنَة (=Madinah), جَاكَرْتَا (=Jakarta) رَمَضَان (=Ramadhan), رَجَب (=Rajab), يَنَايِر (=Januari) Pelajaran selanjutnya: Mudzakkar - Muannats